Identitas buku
Judul : Rasa Ini
Penulis : Ari Keling
Editor : Arianta
Penerbit : Andi
Tahun terbit : 2014
Kota terbit : Yogyakarta
Jumlah halaman : 182 halaman
ISBN : 978-979-29-4635-2
Sinopsis novel :
Mengapa sulit sekali mengutarakan cinta di usia yang masih sangat muda?”
Billy tidak berani mengutarakan perasaannya. Ingin menelpon ke rumah Putri, dia takut dan malu. Akhirnya, Billy mengirim surat cinta yang dimasukkan ke kotak pos pinggir jalan.
Perkiraannya, sebelum pengambilan ijazah, surat itu sudah sampai ke tangan Putri. Namun, ternyata perkiraan Billy meleset. Billy berpikir, Putri menolak cintanya dengan cara tidak mau menemuinya di hari pengambilan ijazah. Billy salah dan akhirnya pindah ke kota lain.
Sementara Putri yang akhirnya memberanikan diri untuk mengutarakan cintanya, tidak mendapati Billy di hari pengambilan ijazah. Putri berpikir, Billy memang tidak pernah mencintainya.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan di acara reuni. Billy masih menginginkan Putri, sementara gadis itu sudah tak lagi sendiri. Akankah mereka bisa bersama, ataukah cinta hanya dapat bersarang di dalam dada?
Kabar reuni menghampiri Putri dan Vidya. Putri yang menginginkan acara tersebut langsung mendaftar apalagi Billy, cowok yang dicintainya sejak SMP juga ikut.
Putri yang masih menyimpan rasa pada Billy mulai mencari informasi mengenai cowok tersebut melalui situs jejaring sosial facebook dan meminta pertemana pada Billy.
Dilain tempat Billy yang berada di dalam bus selepas pulang bekerja, teringat pada putri dan kenangan mereka bedua.Kini Billy mulai mengambil ponselnya. Dilihatnya Putri mengirim permintaan pertemanan lalu ia konfirmasi sambil tersenyum tipis.
Acara reuni akan diadakan besuk pagi di Puncak. Sepulang bekerja Billy langsung pergi ke Tangerang dan akan menginap di rumah Andi, temannya SMP yang juga ikut reuni. Di perjalanan pun kenangan masa lalu tentang teman-teman SMP nya menghampiri. Dimana dulu ia pernah datang ke sekolah terlambat karena hujan seperti saat ini.
Di beranda rumah Putri, Doni dan Putri berbincang mengenai perjalanan Putri besuk. Tapi Putri begitu kesal akan perhatian Doni yang menurutnya berlebihan. Selepas Doni pulang, Vidya datang. Tak lama kemudian Vidya tertidur sebab besuk mereka harus bangun pagi-pagi, sementara itu Putri yang duduk di meja belajarnya masih memperhatikan halaman-halaman buku diary-nya. Kini ia membaca kisahnya yang dulu. Selesai membaca Putri langsung menutup bukunya yang menyusul Vidya yang telah tertidur pulas.
semua peserta reuni telah berkumpul tinggal Billy dan Andi yang belum datang. Tak lama kemudian Billy dan Andi datang.
Waktu yang dinantipun tiba mereka semua berangkat ke puncak. Ucil, Andi, Vidya, Billy dan Putri satu mobil. Suasana menjadi canggung ketika Ucil dan Vidya tertidur, sementara Andi yang menyetir mobil sedangkan Putri dan Billy duduk bersebelahan.
Acara reuni membuat perasaan yang dulu mereka pendam kini muncul kembali. Mereka yang awalnya canggung berangsur-angsur mulai akrab kembali hingga perpisahan kali kedua untuk mereka tiba.
Setelah acara reuni lalu, Billy dan Putri merencanakan kembali bertemu.
Namun rasa bersalah kepada Doni menghinggapi Putri, sedangkan Billy merasa sebagai benalu dalam hubungan asmara Putri dan Doni.
Billy dan Putri berencana bertemu di Lippo Karawaci jam satu siang. Namun rencana itu gagal sebab Doni akan menemani Putri hingga sore hari dan Putri tidak bisa menolaknya karena Doni pasti akan curiga.
Pada saat senja hari selepas Doni pulang dari rumahnya, Putri mendapati sebuah surat di meja belajar yang tadi ditaruh ibunya. Surat itu terlihat sudah kekuning-kuningan. Ternyata itu surat dari Billy yang seharusnya ia terima sebelum pengambilan ijasah 4 tahun lalu. Surat itu berisi curahan hati seorang Billy yang mencintai Putri dan menginginkan Putri menjadi pacarnya.
Putri dibuat menangis oleh surat itu. Atas saran dari Vidya akhhirnya ia memberanikan diri menghubungi dan mengajak ketemuan lagi dengan Billy.
Puti dan Billy kembali bertemu di pinggiran danau Cipondoh Tangerang. Disana terungkap sudah atas kesalahpahaman yang selama ini mereka pendam. Puri yang merasa Billy tak pernah menyukainya dan Billy yang menganggap putri telah menolak cintanya.
Semua itu hanya karena sebuah surat cinta yang datang terlambat. Karena menyadari bahwa mereka masing saling menyukai akhirnya Billy menjadi pacar Putri yang kedua dan mau menunggunya untuk memutuskan hubungannya dengan Doni.
Putri merasa kebinggungan mencari alasan untuk putus dari Doni apalagi setelah tau kalau Doni bicara dengan orang tuanya bahwa ia sangat mencintai Putri dan ingin serius dengan Putri hingga menikahinya nanti. Di lain sisi Billy mulai meragukan hatinya yang selalu merasa sakit ketika melihat Putri dengan Doni dan merasa kecewa dengan semua ketidakpastian yang diberikan Putri.
Dan akhirnya sebuah keputusan besar diambil oleh Billy. Ia memutuskan hubungannya dengan Putri setelah sebulan jadian dan Putri belum juga putus dari Doni. Meskipun Billy masih mencintai Putri namun ketidakpastian dan sakit dalam hatinya yang setiap saat menghinggapinya yang membuat Billy mengambil keputusan tersebut. Walaupun Putri masih menginginkan Billy namun ia menerima keputusan itu dan kembali bersama Doni.
• Tema
Novel rasa ini mempunyai tema yang dimana ada kesalaha pahaman antara Billy dan Putri
• Penokohan.Putri merupakam tokoh utama.
- Billy merupakan seorang pria yang di sukai oleh Putri.
- Widya merupakan tokoh yang menjadi sahabat putri yang baik.
- Doni merupakan tokoh yang menjadi kekasih putri yang dimana doni bersifat protektif.
• Alur.
Alur yang digunakan adalah alur maju mundur atau campuran.
• Amanat.
Amanat yang terkandung jika kita memiliki kepada seseorang hendak lah kita berani untuk mengutarakannya sehingga tidak ada salah paham dan rasa menyesal
• Kelebihan dan Kekurangan.
- Kelebihan: Terdapat kata kata yang mudah dipahami dan memiliki cerita memberi pembelaan.
- Kekurangan: alur cerita yang mudah selalu di tebak sehingga tidak membuat rasa penasaran.
• Kesimpulan:
Novel Rasa ini bagus dibaca karena mengandung kisah cinta remaja yang dapat memberi pelajaran kepada pembacanya.

0 Komentar